Kisah Umar bin Khattab dengan Seorang Pemabuk


Suatu hari Umar r.a sedang duduk bersama para Sahabat. Kemudian dia mencari-cari dan berkata “Biasanya ada pemuda yang datang ke majelisku, sekarang aku tidak melihatnya. Pemuda itu sangat bertalenta, sangat kekar, sangat berotot, punya kemampuan.” jadi seseorang berkata pada Umar “Lanjutkan saja majelisnya. Orang itu terjerumus dalam dosa, dan sayangnya dia sering mabuk-mabukan. Jadi jangan pikirkan dan lanjutkan.” Umar berkata, “Tidak, tidak. Dia bagian dari kita. Dan kenapa kita harus melanjutkan majelis kita sedangkan salah seorang anggota kita dalam masalah, sedangkan salah seorang anggota kita sedang butuh bantuan? Kita harus menolongnya, kita harus bertindak. Kemudian Umar r.a. Berpikir dan menulis sebuah ayat”

Dimana Allah s.w.t berfirman, “Mereka tidak merasa lelah di dalam (surga) dan mereka sekali-kali tidak akan dikeluarkan daripadanya. Kabarkanlah kepada hamba-hamba-Ku, bahwa sesungguhnya Aku-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” bahwa sesungguhnya Aku-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.(Qs. Al-Hijr[15]: 48-49)

“Allah yang Maha Pengampun, yang menerima taubat, dan Maha Kuasa dan Perkasa.” Umar r.a menulis “Dari Umar kepada fulan bin fulan”, lalu menuliskan ayat ini, dan memberikannya kepada seorang utusan, dan berkata, “Lakukanlah sesuatu untukku. Pergilah kepada seorang saudaraku yang sedang dirundung masalah. Aku mendengar kabar bahwa fulan bi fulan sedang dirundung masalah, itulah kabar yang kudengar..” Umar menghentikan majelisnya, menyiapkan, dan menugaskan anggotanya, menuliskan sesuatu, mengirim seseorang sebagai utusan. Dia berkata, “Kau bawa surat ini dan berikan pada pemuda tersebut, Tapi ada dua syarat: Kau berikan pada dia secara pribadi, jika kau tidak menemuinya, jangan berikan pada orang lain. Ini surat rahasia, kau harus menghormati ini. Yang ke dua, jangan berikan ketika dia sedang murung, berikan ketika dia mau membacanya. Jika kau melihat ternyata dia sedang murung, sedang mabuk, maka tunggulah sampai dia baikan, ketika dia sudah baikan, baru kau berikan suratnya.” Sang utusan mengambil surat yang bermuat do’a dan pencerahan itu, yang berkilau dengan perhatian dan kekhawatiran. Kemudian Umar berkata keada para jama’ahnya dan berkata “Kita tidak akan melanjutkan majelisnya, kita ubah acaranya sekarang setiap dari kalian berdo’alah dengan khusyuk agar ketika surat itu sampai kepada saudara kita, maka akan ada efek yang positif, yaitu Allah akan menginspirasi hatinya agar dia mau berubah”

Sehingga surat itu tidak hanya menjadi surat tanpa makna, semoga surat itu kaya akan makna. Ketika surat Umar sampai pada pemuda itu, pemuda itu membacanya, merenungkannya, dan kemudian menangis. Dan dia berkata, “Umar, aku kagum pada pandanganmu. Aku kagum pada pilihanmu. Sebuah ayat yang mengagumkan dari Quran! Kau memberiku harapan dan kau menyucikanku. Kau menginspirasiku dengan kemilau harapan dan kau menegurku! ” Lalu pemuda itu bertaubat dan menajdi salah satu pemuda Madinah paling mengagumkan! Kemudian Umar berkata, “Pelajaranku untuk hari ini adalah: Ketika kau melihat saudaramu terjatuh, maka berdirikanlah untuk menyelamatkannya. Selamatkan dia. Jangan biarkan dia jatuh, karena kejatuhannya dalah kejatuhan dari seluruh umat! Dan dengan menyelamatkannya berarti telah menyelamatkan seluruh umat Islam“
Previous
Next Post »